Back To Top
deskripsi gambar

Minggu, 21 Mei 2017

MEMPERBAIKI DIRI DAN MEMBERSIHKAN HATI DI BULAN RAMADHAN


Sebentar lagi kita akan memasuki bulan suci Ramadhan, bulan yang penuh rahmat, berkah dan ampunan dari Allah SWT. bulan yang keutamaannya dibanding dengan bulan yang lain seperti keutamaan Allah dibanding dengan makhluknya.
Untuk itu marilah kita siapkan hati kita untuk menyambutnya dengan membenahi pola pikir, memperbaiki sudut pandang, dan menata hati kita, yang barangkali selama sebelas bulan kemarin, hati kita merasa bosan melakukan ketaatan, jenuh dan malas dalam beribadah, tidak khusuk dalam sholat dan mudah diajak kemaksiatan serta menyenangi perbuatan yang tiada guna hingga mengakibatkan hati kita babak belur, tertatih-tatih karena berpenyakit ganas, dipermainkan hawa nafsu, diombang-ambingkan dan ditipu daya oleh syetan, hati yang seperti inilah mengakibatkan buta akan kebenaran dan tuli terhadap peringatan Allah SWT.
Oleh karena itu marilah kita obati, kita perbaiki, kita bersihkan dan kita sucikan hati yang telah rusak dan mati ini dengan sebersih-bersihnya dan sesuci-sucinya sampai tidak ada bekas-bekas dosa, kotoran, penyakit dan kerusakan dengan cara membuang sifat yang jelek dan mengisi dengan sifat yang baik, sifat yang buruk seperti : pelit, dengki, sombong, pamer, membanggakan diri, ingin dihormati dan lain-lain sedangkan sifat yang terpuji seperti : murah hati, sabar, ikhlas pasrah diri kepada Allah dan lain-lain.
Mari kita bersihkan sampai hati kita kembali hidup dan baru lagi seperti saat kita masih bayi, hati yang bisa menangkap seruan lembut hidayah, tenang dalam keyakinan kepada Allah, bisa mendorong jasat untuk mudah beramal sholeh, ringan mengerjakan ibadah, telah siap menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah serta melaksanakan sunnah-sunnah Rasulullah Nabi Muhammad SAW. dengan benar dan baik khususnya di bulan Ramadhan nanti.
Begitu pentingnya kita harus memiliki hati yang bersih dan suci sebab hati memiliki peran utama dan penggerak tubuh untuk melakukan perbuatan, kita bisa sholat tarawih, berdzikir, berpuasa, tadarrusul Qur’an, Qiyamul lail, bersedekah, mengeluarkan zakat dan lainnya itu karena hati yang memerintah pada jasad kita, hal ini sesuai dengan untaian kata mutiara Syeh Ibnu `Atoillah As-Sakandari :
“Beranekaragamnya jenis amal perbuatan jasad itu karena bermacam-macamnya kegiatan atau tingkah laku yang datang di dalam hati”.
Dan juga sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW. :
أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ
“Ingat ! sesungguhnya di dalam tubuh itu terdapat segumpal daging, jika ia baik maka baiklah seluruh tubuh dan jika ia buruk maka buruklah seluruh tubuh, ingat segumpal daging itu ialah hati”. (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).
Namun perlu kita ketahui! diantara cara untuk mengobati, memperbaiki, membersihkan dan mensucikan hati adalah : membaca Al-Qur`an dengan menghayati artinya, melaksanakan sholat malam (sholat sunnah yang dilakukan di malam hari seperti tahajjud dan lain-lain), berteman dengan orang yang sholeh, makan secukupnya dan memperbanyak berdzikir kepada Allah SWT. khususnya di saat malam hari, inilah  harga yang harus dibayar untuk mencapai kesuksesan, jangan enggan membayarnya, bayarlah dengan semestinya, dengan cara: bersungguh-sungguh, tekat yang kuat untuk melaksanakannya walau dengan susah payah, kelelahan dan penuh pengorbanan dhohir dan bathin, dan perlu kita ingat bahwa: siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil dan nilai keberhasilan tergantung pada kepayahan begitupun dalam hal menyembah kepada Allah SWT. nilai keberhasilannya tergantung pada jerih payah untuk melaksanakan pengabdian kepada Allah SWT. dan ini adalah kunci untuk mendapatkan ampunan, rahmat, berkah, ridho dan kemuliaan dari Allah SWT.
Semoga Allah menolong kita saat kita berusaha dengan sungguh-sungguh untuk berperang melawan hawa nafsu, menepis tipudaya syetan dan saat kita berupaya untuk mengobati, memperbaiki, membersihkan dan mensucikan hati yang telah rapuh sampai titik keberhasilan yaitu hawa nafsu kita telah tunduk patuh pada hati suci kita yang pada akhirnya dari perbuatan baik hati kita maka jasad kita ikut melaksanakan kebaikan pula, sehingga saat bulan Ramadhan tiba, hati kita menyambutnya dengan merasa senang dan gembira, dan tubuh kita melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya serta melaksanakan sunnah-sunnah Rasulullah SAW. Amin ya robbal alamin.
Oleh Munib Saiful, S.Ag